FALS

FALS
BERSATULAH OI TANGSEL

Jumat, 11 November 2011


Kenangan Nyonya Lis mengenai Iwan Fals , yang masa kecilnya dipanggil Tanto.
Tanto selalu menangis setiap suara adzan bergema,yang waktu itu usianya baru tiga bulan
Kebetulan saat itu rumah kami memang dekat masjid,jadi kalau ada orang adzan pasti terdengar ,semula saya pikir dia hanya kaget saja tapi setelah saya perhatikan ,lama lama        
ko bener dia selalu menangis sesegukkan dikala adzan bergema. Sejak itu  saya mempunyai harapan besar terhadap anak itu.


Sebuah rumah yang terletak di jalan Masjid al Barkah no 45 dibilangan Tebet  Jakarta selatan inilah Haryoso dan Lies tinggal , dikaruniai empat orang anak , keluarga ini bisa dibilang berkecukupan , apalagi Haryoso adalah seorang Perwira Tinggi , tentu urusan ekonomi keluarga itu berkecukupan.

Tahun 1961 ,tanggal 3 september , Haryoso dan Lies di karuniai seorang putra yang diberi nama Virgiawan Listanto dengan panggilan sehari hari Tanto , dikalangan keluarga Tanto dibilang pendiam sekaligus bisa menjaga nama baik keluarga .

Tanto kecil dimasa anak anak sdah terbiasa hidup dalam situasi social dimana ibundanya mempunyai banyak anak asuh , mereka dianggap adik adiknya sendiri mungkin sentuhan dan lingkungan seperti ini yang membentuk karakter Tanto menjadi peka pada persoalan manusia .

Dia tak banyak omong , bahkan kalau ngomong berhadapan dengan ibunya .Tanto tak mau menatap ibunya , dia lebih banyak menunduk dari pada bertatapan, dia begitu sangat menghargai ibunya , dihadapan sang ibu dia tidak berani berkata tidak walau mungkin hatinya mengatakan tidak tapi tak pernah terucap.

“ribuan kilo jalan yang kau tempuh
lewati rintang untuk aku anakmu
ibuku saying masih terus berjalan
walau tapak kaki penuh darah ,penuh nanah

seperti udara kasih yang kau berikan
tak mampu ku membalas…ibu…ibu “


cukilan  lirick satu lagu …Tanto yang sekarang sering kita kenal Iwan Fals sangat jelas begitulah Ibu dihatinya …………

Tujuh tahun berselang  1968 , Tanto masuk Sekolah Dasar, tak lama kemudian dikirim ibunya ke Arab Saudi tepatnya di Jeddah ia ikut KBRI selama sembilan bulan karena merasa tak betah akhirnya ia pulang ketanah air . dia di Jedaah diangkat anak oleh seorang Familli dari Ibundanya . dalam dunia olah raga Tanto sangat mennyukai SEPAK BOLA dan KARATE . pernah satu kali dia menjuarai tingkat SD se DKI  kejuaraan Azdan , “ kalau azdan suaranya enak didengar , ia sangat meresapi “ puji Ibundanya satu ketika
Pelajaran agama Islam memang ditanamkan kuat oleh ibunya kepada anak anaknya termasuk Tanto ,ibunya sengaja memanggil guru untuk memberi pelajaran mengaji gurunya waktu itu bernama Al-Faridzi


Harapan Ibu dan ayahnya Tanto menjadi Insinyur Perminyakan , menjelang dewasa Tanto mulai jauh dengan ayahnya  dia mulai enggak cocok , tapi jika ada masalah dia selalu mengadu pada ayahnya dulu. Baru ayahnya cerita pada ibunya , bagi Nyonya Lies  dalam diri Tanto tidak ada yang namanya protes atau marah .Kalau tidak ada yang disetujuinya ea langsung nyelonong pergi .Tak banyak omong malah kalau tak perlu .dia tidak omong sama sekali .

Tanto lebih suka menjauh dari orang tuanya dalam artian mungkin untuk hidup mandiri dan tak mau terlalu terikat dengan banyak peraturan untuk itu di tahun 1970 tanto mulai sekolah SMP di kota kembang dimana kelak Kota ini sebagai cikal bakal masuk ke dunia seni SMP V BANDUNG disini Tanto bersekolah , satu hal mungkin Tanto dalam menginjak dewasa ingin menghirup udara bebas tanpa ada sesuatu yang mengekangnya , di bangku SMP boleh dibilang sekolahnya ga beres sampai dia dipindahkan Ke kota Gudeg Jogya dan akhirnya Ke Bandung lagi .

Walau belum begitu menguasai acoord gitar yang bagus Tanto sdah mulai menciptakan lagu sendiri,  lagu pertama nya di beri judul AKU DAN SEKOLAH  , lagu ini bercerita tentang seorang murid dan gurunya , waktu itu Tanto bersimpatik dengan salah satu murid wanita teman sekolahnya , karna satu hari seorang murid wanita ini bersekolah dengan dadandanan yang mencolok dan bergincu murid ini kena damprat gurunya, Maka disuruhnya murid ini mengambil air di ember untuk dibawa kekelas didepan teman temannya ibu guru tadi membersihkan dandannan murid wanita tadi sambil mengomel ,hingga murid wanita itu tersipu malu hingga meneteskan air mata menerima perlakuan begitu dari ibu gurunya , pada mulanya AKU DAN SEKOLAH berisikan sindiran tentang kesewang wenangan ibu guru dalam menghukum muridnya

“selamat malam kota kembang , dengan penontonnya yang auzubillah syetan “ cukilan lirick ini adalah salah satu lagu yang tak dikasetkan yang diberi judul SITI SANG BIDADARI
Kota Bandung sebagai awal mulainya ngamen …umur 13 tahun  Tanto mulai mengamen di Bandung , alasannya mudah saja sebagai anak muda pingin beli rokok .pingin ngeceng juga seperti anak muda lainnya otomatis butuh duit , mengandalkan kiriman orang tuanya bagi dia amat kurang ,maka ngamenpun jadi pelariannya , denga gitar dan harmonica yang melilit lehernya maka dimulailah awal ngamen …

Dibilangan dago ,Tanto yang beranjak dewasa kos sendirian, orang tuanya tinggal di Jakarta, mulanya dia bingung ada beberapa pilihan apakah akan ngamen dari rumah kerumah atau Restoran .jelang  malam ia kurang bisa tidur , untuk itu dia memutuskan untuk ngamen dari rumah kerumah , malam itu dengan kaos oblong dan sepatu butut dia memutuskan untuk mengamen , keesokkan harinya ia mulai menempatkan jalan Dago dengan penampilan yang unik dia mengamen sambil menyembunyikan wajahnya dengan tempat kukusan nasi yang diberi dua lubang untuk matanya, maka terdengarlah lagu lagu Bob Dylan idolanya disamping lagu lagu ciptaanya , tak jarang uamg logam 10 perak, Rp 25, Rp 50,- diterimanya satu hari dia sampai mendapatkan Rp 5000,- kadang Rp 2000,- hingga Rp 300,- pernah ia terima , uang ngamen ini dia gunakan untuk jajan, dan beli sepatu serta tali gitar hingga beli motor di masa itu , seminggu berlangsung sang ayah memberi dukungannya diberikan gitar bermerk hingga sepatu yang pada akhirnya Tanto tak malu lagi untuk mengamen .

Bakat seni Tanto mengalir dari kedua orang tuanya  ,kedua orang tuanya memang senang musik, ibundanya suka di foto, sedangkan ayahnya suka melukis ,sewaktu kecil tanto sdah punya piano tapi saying kadang dimainkan diwaktu yang tak tepat , seperti waktu waktu sholat hingga orang tuanya kadang memarahi .

Harmonica merk HERO adalah Harmonica pertama yang diberikan neneknya Rainah , pada Tanto ,neneknya  sering menyanyikan lagu Bengawan Solo dengan harmonica sedang bisa memainkan Gitar akibat dari pergaulan sebayanya , setelah meras bisa bermain gitar kegandrungannya pada gitar terus berlanjut .


Tidak tau persis nama Fals disandang , Tanto sebutan sehari hari dirumah biasa ibunya memanggil yang belakangan mulai dipanggil dengan nama lain “iwan” nama yang didapat dari teman teman sepergaulannya , saat Tanto mulai diterima dengan lagu lagu lucu ciptaannya dengan gitar bolong mulailah berceloteh hingga membuat teman temannya tertawa mulai saat itu Tanto mulai merasa diterima oleh teman temannya , ada beberapa versi panggilan Fals itu nyangkut di Iwan , menurut Doel Sumbang rekan sesame musisi yang tinggal di Bandung , sewaktu era 70 an mereka sempat sepanggung dalam satu penampilannya bersama itu penonton selalu meneriakan iwan dengan “fals,fals,fals versi lain lagi nama iwan didapat dari teman teman nongkronnya jika iwan bernyanyi selalu fales terdengar tapi menurut Iwan sendiri nama fals didapat dari penampilannya di PONDOK KELAPA Bandung, teman temannya memanggil dengan nama Iwan Fals , yang sebenarnya terjadi nama Iwan Fals  adalah salah satu expresi kerendahan hatinya ,lebih jauh nama Fals dia bisa sembunyi , karena memang suaranya yang tak merdu dan jika jelek ga malu malui. Nama Iwan Fals disandangnya sejak dia di SMP ,teman temannya mulai menjuluki “Iwan Fals”.

Bhineka Tunggal Ika mengalir dalam diri musisi satu ini , dari diri ibundanya ada darah Solo , nenek Iwan Fals asli Sunda sedangkan buyutnya (ibunda dari neneknya Iwan) adalah asli Bali , sedangkan Kakek Iwan orang Banjarmasin  . Kakek Iwan dari Ibu , semasa hidupnya adalah seorang Habib atau Kyai atau ulama terkemuka .ada orang bilang iwan keturunan Arab yang konon kakeknya asal Banjarmasin , satu ketika iwan di salah satu pesantren juga mengatakan dia ada keturunan Cina Surabaya marga Tan , ayah Iwan ,Haryoso asli Surabaya.







DARI NGAMEN KE REKAMAN 

Karena kegilaan pada musik , sekolah mulai enggak bener , bolos dan pindah sekolah ,selain ngamen yang menjadi jadi apa lagi mendapatkan uang dengan keringat sendiri tentu merupakan kebahagiaan yang amat sangat, tawaran mengisi acara perkawinan ,hajatan dan sunatan ,lagu lagu karyanyapun makin banyak dan semangat ngamennya makin memuncak.
Satu ketika ada orang dari Jakarta datang ke Bandung , nah waktu itu Iwan baru sadar bahwa lagu lagunya sdah terkenal di Jakarta dalam artian lagu lagunya sdah banyak dinyanyikan anak muda di Jakarta , sebelum orang itu pindah ke Bandung , kebetulan orang tersebut punya kenalan seorang produser .Iwan sdah pernah rekaman lewat Radio 8 EH( yang sekarang sdah tidak siaran lagi) iwan buat lag uterus diputar di Radio itu atas anjuran teman temannya Iwan pergi ke Jakarta , waktu itu ia masih sekolah di SMAK BPK Bandung , demi membuat master dia rela menjual motornya , Iwan ternyata ke Jakarta tak sendirian ia bersama Toto Gunarto,Helmi,Bambang Bule atau yang tergabung dalam grup Amburadul

Nasib baik belum berpihak, ternyata album perdananya bersama Amburadul enggak laku , namun mereka enggak putus asa terkadang mereka ikut festival juga terus ngamen Dalam penampilan di TIM , Taman Ismail Marzuki pada Nopember 1979 diacara musik Nostalgia the Beatles yang diisi oleh musisi musisi dari Bnadung , dengan santai Iwan naik pentas dan membawakan lagu lagu ciptaannya hasilnya penonton tetap terhenyak dan mendapatkan applause yang mengembirakan “rasain  lu gua bikin surprise !” ledek Iwan dalam hati sambil meninggalkan Pentas.

Tema yang disodorkan Iwan masih lagu lagu kritik social hanya dibalut humor ,mengenai lagunya dia berkomentar” sebenarnya saya bikin lagu tanpa niat lucu lucuan , susah saya menjawabnya kalau ditanya soal ini ,pokoknya saya membuat lagu ngalir begitu saja , saya tulis liriknya judul belakangan ,malah kadang kadang tanpa judul.Ambil gitar terus genjreng genjreng .Begitu saja saya ini orangnya buta not balok..”

Lagi lagi Iwan kembali kerumah pada tahun 1977 Iwan masuk SMA Negeri 26 tebet Jakarta selatan ,itupun sekolahnya masih saja gab ere sampai Ibunya memindahkan ke Jogya karta dan akhirnya Iwan tetap kembali ke Jakarta untuk menamatkan sekolahnya . Disaat usia menginjak 17 tahun ga banyak yang berubah , karena pergaulannya menjadi liar , menjadi kenal dengan obat obatan , megadon dan madrax , bahkan Bk hingga nyimeng . dunia hitam ini dikenal iwan sejak tahun 1976 ,melihat teman teman sepergaulan seperti itu tentu mudah saja bagi iwan untuk terpengaruh , kebanyakan dilandasi unsure pertemanan rasa tidak enak sesame pergaulan , bagi Iwan dia lakukan untuk menghormati teman-temannya.


Dalam masa masa ketergantungan dengan obat, Iwan tetap kreatif berkarya bersama grupnya Amburadul tahun 1979 mereka nekat rekaman hasilnya sebuah album bertitel “PERJALANAN “ yang dikenal dengan album “Imitasi” mulanya mereka menyodorkan album ini kesana kemari tetap ditolak produser walau kadang nasib baik ,mereka mendapatkan bayaran 750 ribu rupiah , dengan dibagi rekan rekannya masing masing 250 ribu rupiah tentu betapa senangnya Iwan Fals waktu itu , karena Orientasi Iwan waktu itu hanya bagaimana menjadi orang terkenal .walau nasib baik belum juga tiba bahwa album perdananya bersama grup Amburadul nggak laku di pasaran mereka tetap tidak putus asa masih saja selalu ikut festival dan membawakan karya karyanya..

Desember 1979, Iwan fals mewakili kota kembang Bandung dalam Lomba Musik Humor ’80 yang diselenggarakan .LEMBAGA MUSIK HUMOR INDONESIA  , Taman Ismail Marzuki  acara itu digelar “ saya merasa besar di kota Bandung jadi saya berhak mewakili Kota Bandung” katanya berapi api, seperti biasa Iwan tampil dengan harmonica dan gitarnya , setelah acara usai nama iwan fals disebutkan sebagai nama pemenang tetapi bukan pemenang 1,2 dan 3 ternyata Iwan hanya mendapatkan Juara harapan atau pemenang solo, karena juara 1,2,dan 3 untuk grup , apa komentar juri ketika Iwan memenangkan lomba itu, “Iwan anak sableng ini, memang punya potensi untuk berkelakar lewat musik” waktu itu Iwan membawakan lagu lagu antara lain Imitasi II , Frustasi dan Obata wet muda , Frans Hariyadi adalah juri yang menilai pada saat itu , penilaian juri waktu itu melodi dulu baru lirik dan penampilan, Iwan menyindir siapa saja yang kurang mapan duduknya .

Kenangan Nyonya Lis mengenai Iwan Fals , yang masa kecilnya dipanggil Tanto.


Kenangan Nyonya Lis mengenai Iwan Fals , yang masa kecilnya dipanggil Tanto.
Tanto selalu menangis setiap suara adzan bergema,yang waktu itu usianya baru tiga bulan
Kebetulan saat itu rumah kami memang dekat masjid,jadi kalau ada orang adzan pasti terdengar ,semula saya pikir dia hanya kaget saja tapi setelah saya perhatikan ,lama lama
ko bener dia selalu menangis sesegukkan dikala adzan bergema. Sejak itu saya mempunyai harapan besar terhadap anak itu.
Kenangan Nyonya Lis mengenai Iwan Fals , yang masa kecilnya dipanggil Tanto.
Tanto selalu menangis setiap suara adzan bergema,yang waktu itu usianya baru tiga bulan
Kebetulan saat itu rumah kami memang dekat masjid,jadi kalau ada orang adzan pasti terdengar ,semula saya pikir dia hanya kaget saja tapi setelah saya perhatikan ,lama lama
ko bener dia selalu menangis sesegukkan dikala adzan bergema. Sejak itu saya mempunyai harapan besar terhadap anak itu.
Sebuah rumah yang terletak di jalan Masjid al Barkah no 45 dibilangan Tebet Jakarta selatan inilah Haryoso dan Lies tinggal , dikaruniai empat orang anak , keluarga ini bisa dibilang berkecukupan , apalagi Haryoso adalah seorang Perwira Tinggi , tentu urusan ekonomi keluarga itu berkecukupan.
Tahun 1961 ,tanggal 3 september , Haryoso dan Lies di karuniai seorang putra yang diberi nama Virgiawan Listanto dengan panggilan sehari hari Tanto , dikalangan keluarga Tanto dibilang pendiam sekaligus bisa menjaga nama baik keluarga .
Tanto kecil dimasa anak anak sdah terbiasa hidup dalam situasi social dimana ibundanya mempunyai banyak anak asuh , mereka dianggap adik adiknya sendiri mungkin sentuhan dan lingkungan seperti ini yang membentuk karakter Tanto menjadi peka pada persoalan manusia .
Dia tak banyak omong , bahkan kalau ngomong berhadapan dengan ibunya .Tanto tak mau menatap ibunya , dia lebih banyak menunduk dari pada bertatapan, dia begitu sangat menghargai ibunya , dihadapan sang ibu dia tidak berani berkata tidak walau mungkin hatinya mengatakan tidak tapi tak pernah terucap.
“ribuan kilo jalan yang kau tempuh
lewati rintang untuk aku anakmu
ibuku saying masih terus berjalan
walau tapak kaki penuh darah ,penuh nanah
seperti udara kasih yang kau berikan
tak mampu ku membalas…ibu…ibu “
cukilan lirick satu lagu …Tanto yang sekarang sering kita kenal Iwan Fals sangat jelas begitulah Ibu dihatinya …………
Tujuh tahun berselang 1968 , Tanto masuk Sekolah Dasar, tak lama kemudian dikirim ibunya ke Arab Saudi tepatnya di Jeddah ia ikut KBRI selama sembilan bulan karena merasa tak betah akhirnya ia pulang ketanah air . dia di Jedaah diangkat anak oleh seorang Familli dari Ibundanya . dalam dunia olah raga Tanto sangat mennyukai SEPAK BOLA dan KARATE . pernah satu kali dia menjuarai tingkat SD se DKI kejuaraan Azdan , “ kalau azdan suaranya enak didengar , ia sangat meresapi “ puji Ibundanya satu ketika
Pelajaran agama Islam memang ditanamkan kuat oleh ibunya kepada anak anaknya termasuk Tanto ,ibunya sengaja memanggil guru untuk memberi pelajaran mengaji gurunya waktu itu bernama Al-Faridzi
Harapan Ibu dan ayahnya Tanto menjadi Insinyur Perminyakan , menjelang dewasa Tanto mulai jauh dengan ayahnya dia mulai enggak cocok , tapi jika ada masalah dia selalu mengadu pada ayahnya dulu. Baru ayahnya cerita pada ibunya , bagi Nyonya Lies dalam diri Tanto tidak ada yang namanya protes atau marah .Kalau tidak ada yang disetujuinya ea langsung nyelonong pergi .Tak banyak omong malah kalau tak perlu .dia tidak omong sama sekali .
Tanto lebih suka menjauh dari orang tuanya dalam artian mungkin untuk hidup mandiri dan tak mau terlalu terikat dengan banyak peraturan untuk itu di tahun 1970 tanto mulai sekolah SMP di kota kembang dimana kelak Kota ini sebagai cikal bakal masuk ke dunia seni SMP V BANDUNG disini Tanto bersekolah , satu hal mungkin Tanto dalam menginjak dewasa ingin menghirup udara bebas tanpa ada sesuatu yang mengekangnya , di bangku SMP boleh dibilang sekolahnya ga beres sampai dia dipindahkan Ke kota Gudeg Jogya dan akhirnya Ke Bandung lagi .
Walau belum begitu menguasai acoord gitar yang bagus Tanto sdah mulai menciptakan lagu sendiri, lagu pertama nya di beri judul AKU DAN SEKOLAH , lagu ini bercerita tentang seorang murid dan gurunya , waktu itu Tanto bersimpatik dengan salah satu murid wanita teman sekolahnya , karna satu hari seorang murid wanita ini bersekolah dengan dadandanan yang mencolok dan bergincu murid ini kena damprat gurunya, Maka disuruhnya murid ini mengambil air di ember untuk dibawa kekelas didepan teman temannya ibu guru tadi membersihkan dandannan murid wanita tadi sambil mengomel ,hingga murid wanita itu tersipu malu hingga meneteskan air mata menerima perlakuan begitu dari ibu gurunya , pada mulanya AKU DAN SEKOLAH berisikan sindiran tentang kesewang wenangan ibu guru dalam menghukum muridnya
“selamat malam kota kembang , dengan penontonnya yang auzubillah syetan “ cukilan lirick ini adalah salah satu lagu yang tak dikasetkan yang diberi judul SITI SANG BIDADARI
Kota Bandung sebagai awal mulainya ngamen …umur 13 tahun Tanto mulai mengamen di Bandung , alasannya mudah saja sebagai anak muda pingin beli rokok .pingin ngeceng juga seperti anak muda lainnya otomatis butuh duit , mengandalkan kiriman orang tuanya bagi dia amat kurang ,maka ngamenpun jadi pelariannya , denga gitar dan harmonica yang melilit lehernya maka dimulailah awal ngamen …
Dibilangan dago ,Tanto yang beranjak dewasa kos sendirian, orang tuanya tinggal di Jakarta, mulanya dia bingung ada beberapa pilihan apakah akan ngamen dari rumah kerumah atau Restoran .jelang malam ia kurang bisa tidur , untuk itu dia memutuskan untuk ngamen dari rumah kerumah , malam itu dengan kaos oblong dan sepatu butut dia memutuskan untuk mengamen , keesokkan harinya ia mulai menempatkan jalan Dago dengan penampilan yang unik dia mengamen sambil menyembunyikan wajahnya dengan tempat kukusan nasi yang diberi dua lubang untuk matanya, maka terdengarlah lagu lagu Bob Dylan idolanya disamping lagu lagu ciptaanya , tak jarang uamg logam 10 perak, Rp 25, Rp 50,- diterimanya satu hari dia sampai mendapatkan Rp 5000,- kadang Rp 2000,- hingga Rp 300,- pernah ia terima , uang ngamen ini dia gunakan untuk jajan, dan beli sepatu serta tali gitar hingga beli motor di masa itu , seminggu berlangsung sang ayah memberi dukungannya diberikan gitar bermerk hingga sepatu yang pada akhirnya Tanto tak malu lagi untuk mengamen .
Bakat seni Tanto mengalir dari kedua orang tuanya ,kedua orang tuanya memang senang musik, ibundanya suka di foto, sedangkan ayahnya suka melukis ,sewaktu kecil tanto sdah punya piano tapi saying kadang dimainkan diwaktu yang tak tepat , seperti waktu waktu sholat hingga orang tuanya kadang memarahi .
Harmonica merk HERO adalah Harmonica pertama yang diberikan neneknya Rainah , pada Tanto ,neneknya sering menyanyikan lagu Bengawan Solo dengan harmonica sedang bisa memainkan Gitar akibat dari pergaulan sebayanya , setelah meras bisa bermain gitar kegandrungannya pada gitar terus berlanjut .
Tidak tau persis nama Fals disandang , Tanto sebutan sehari hari dirumah biasa ibunya memanggil yang belakangan mulai dipanggil dengan nama lain “iwan” nama yang didapat dari teman teman sepergaulannya , saat Tanto mulai diterima dengan lagu lagu lucu ciptaannya dengan gitar bolong mulailah berceloteh hingga membuat teman temannya tertawa mulai saat itu Tanto mulai merasa diterima oleh teman temannya , ada beberapa versi panggilan Fals itu nyangkut di Iwan , menurut Doel Sumbang rekan sesame musisi yang tinggal di Bandung , sewaktu era 70 an mereka sempat sepanggung dalam satu penampilannya bersama itu penonton selalu meneriakan iwan dengan “fals,fals,fals versi lain lagi nama iwan didapat dari teman teman nongkronnya jika iwan bernyanyi selalu fales terdengar tapi menurut Iwan sendiri nama fals didapat dari penampilannya di PONDOK KELAPA Bandung, teman temannya memanggil dengan nama Iwan Fals , yang sebenarnya terjadi nama Iwan Fals adalah salah satu expresi kerendahan hatinya ,lebih jauh nama Fals dia bisa sembunyi , karena memang suaranya yang tak merdu dan jika jelek ga malu malui. Nama Iwan Fals disandangnya sejak dia di SMP ,teman temannya mulai menjuluki “Iwan Fals”.
Bhineka Tunggal Ika mengalir dalam diri musisi satu ini , dari diri ibundanya ada darah Solo , nenek Iwan Fals asli Sunda sedangkan buyutnya (ibunda dari neneknya Iwan) adalah asli Bali , sedangkan Kakek Iwan orang Banjarmasin . Kakek Iwan dari Ibu , semasa hidupnya adalah seorang Habib atau Kyai atau ulama terkemuka .ada orang bilang iwan keturunan Arab yang konon kakeknya asal Banjarmasin , satu ketika iwan di salah satu pesantren juga mengatakan dia ada keturunan Cina Surabaya marga Tan , ayah Iwan ,Haryoso asli Surabaya.
DARI NGAMEN KE REKAMAN
Karena kegilaan pada musik , sekolah mulai enggak bener , bolos dan pindah sekolah ,selain ngamen yang menjadi jadi apa lagi mendapatkan uang dengan keringat sendiri tentu merupakan kebahagiaan yang amat sangat, tawaran mengisi acara perkawinan ,hajatan dan sunatan ,lagu lagu karyanyapun makin banyak dan semangat ngamennya makin memuncak.
Satu ketika ada orang dari Jakarta datang ke Bandung , nah waktu itu Iwan baru sadar bahwa lagu lagunya sdah terkenal di Jakarta dalam artian lagu lagunya sdah banyak dinyanyikan anak muda di Jakarta , sebelum orang itu pindah ke Bandung , kebetulan orang tersebut punya kenalan seorang produser .Iwan sdah pernah rekaman lewat Radio 8 EH( yang sekarang sdah tidak siaran lagi) iwan buat lag uterus diputar di Radio itu atas anjuran teman temannya Iwan pergi ke Jakarta , waktu itu ia masih sekolah di SMAK BPK Bandung , demi membuat master dia rela menjual motornya , Iwan ternyata ke Jakarta tak sendirian ia bersama Toto Gunarto,Helmi,Bambang Bule atau yang tergabung dalam grup Amburadul
Nasib baik belum berpihak, ternyata album perdananya bersama Amburadul enggak laku , namun mereka enggak putus asa terkadang mereka ikut festival juga terus ngamen Dalam penampilan di TIM , Taman Ismail Marzuki pada Nopember 1979 diacara musik Nostalgia the Beatles yang diisi oleh musisi musisi dari Bnadung , dengan santai Iwan naik pentas dan membawakan lagu lagu ciptaannya hasilnya penonton tetap terhenyak dan mendapatkan applause yang mengembirakan “rasain lu gua bikin surprise !” ledek Iwan dalam hati sambil meninggalkan Pentas.
Tema yang disodorkan Iwan masih lagu lagu kritik social hanya dibalut humor ,mengenai lagunya dia berkomentar” sebenarnya saya bikin lagu tanpa niat lucu lucuan , susah saya menjawabnya kalau ditanya soal ini ,pokoknya saya membuat lagu ngalir begitu saja , saya tulis liriknya judul belakangan ,malah kadang kadang tanpa judul.Ambil gitar terus genjreng genjreng .Begitu saja saya ini orangnya buta not balok..”
Lagi lagi Iwan kembali kerumah pada tahun 1977 Iwan masuk SMA Negeri 26 tebet Jakarta selatan ,itupun sekolahnya masih saja gab ere sampai Ibunya memindahkan ke Jogya karta dan akhirnya Iwan tetap kembali ke Jakarta untuk menamatkan sekolahnya . Disaat usia menginjak 17 tahun ga banyak yang berubah , karena pergaulannya menjadi liar , menjadi kenal dengan obat obatan , megadon dan madrax , bahkan Bk hingga nyimeng . dunia hitam ini dikenal iwan sejak tahun 1976 ,melihat teman teman sepergaulan seperti itu tentu mudah saja bagi iwan untuk terpengaruh , kebanyakan dilandasi unsure pertemanan rasa tidak enak sesame pergaulan , bagi Iwan dia lakukan untuk menghormati teman-temannya.
Dalam masa masa ketergantungan dengan obat, Iwan tetap kreatif berkarya bersama grupnya Amburadul tahun 1979 mereka nekat rekaman hasilnya sebuah album bertitel “PERJALANAN “ yang dikenal dengan album “Imitasi” mulanya mereka menyodorkan album ini kesana kemari tetap ditolak produser walau kadang nasib baik ,mereka mendapatkan bayaran 750 ribu rupiah , dengan dibagi rekan rekannya masing masing 250 ribu rupiah tentu betapa senangnya Iwan Fals waktu itu , karena Orientasi Iwan waktu itu hanya bagaimana menjadi orang terkenal .walau nasib baik belum juga tiba bahwa album perdananya bersama grup Amburadul nggak laku di pasaran mereka tetap tidak putus asa masih saja selalu ikut festival dan membawakan karya karyanya..
Desember 1979, Iwan fals mewakili kota kembang Bandung dalam Lomba Musik Humor ’80 yang diselenggarakan .LEMBAGA MUSIK HUMOR INDONESIA , Taman Ismail Marzuki acara itu digelar “ saya merasa besar di kota Bandung jadi saya berhak mewakili Kota Bandung” katanya berapi api, seperti biasa Iwan tampil dengan harmonica dan gitarnya , setelah acara usai nama iwan fals disebutkan sebagai nama pemenang tetapi bukan pemenang 1,2 dan 3 ternyata Iwan hanya mendapatkan Juara harapan atau pemenang solo, karena juara 1,2,dan 3 untuk grup , apa komentar juri ketika Iwan memenangkan lomba itu, “Iwan anak sableng ini, memang punya potensi untuk berkelakar lewat musik” waktu itu Iwan membawakan lagu lagu antara lain Imitasi II , Frustasi dan Obata wet muda , Frans Hariyadi adalah juri yang menilai pada saat itu , penilaian juri waktu itu melodi dulu baru lirik dan penampilan, Iwan menyindir siapa saja yang kurang mapan duduknya .
Sebuah rumah yang terletak di jalan Masjid al Barkah no 45 dibilangan Tebet Jakarta selatan inilah Haryoso dan Lies tinggal , dikaruniai empat orang anak , keluarga ini bisa dibilang berkecukupan , apalagi Haryoso adalah seorang Perwira Tinggi , tentu urusan ekonomi keluarga itu berkecukupan.
Tahun 1961 ,tanggal 3 september , Haryoso dan Lies di karuniai seorang putra yang diberi nama Virgiawan Listanto dengan panggilan sehari hari Tanto , dikalangan keluarga Tanto dibilang pendiam sekaligus bisa menjaga nama baik keluarga .
Tanto kecil dimasa anak anak sdah terbiasa hidup dalam situasi social dimana ibundanya mempunyai banyak anak asuh , mereka dianggap adik adiknya sendiri mungkin sentuhan dan lingkungan seperti ini yang membentuk karakter Tanto menjadi peka pada persoalan manusia .
Dia tak banyak omong , bahkan kalau ngomong berhadapan dengan ibunya .Tanto tak mau menatap ibunya , dia lebih banyak menunduk dari pada bertatapan, dia begitu sangat menghargai ibunya , dihadapan sang ibu dia tidak berani berkata tidak walau mungkin hatinya mengatakan tidak tapi tak pernah terucap.
“ribuan kilo jalan yang kau tempuh
lewati rintang untuk aku anakmu
ibuku saying masih terus berjalan
walau tapak kaki penuh darah ,penuh nanah
seperti udara kasih yang kau berikan
tak mampu ku membalas…ibu…ibu “
cukilan lirick satu lagu …Tanto yang sekarang sering kita kenal Iwan Fals sangat jelas begitulah Ibu dihatinya …………
Tujuh tahun berselang 1968 , Tanto masuk Sekolah Dasar, tak lama kemudian dikirim ibunya ke Arab Saudi tepatnya di Jeddah ia ikut KBRI selama sembilan bulan karena merasa tak betah akhirnya ia pulang ketanah air . dia di Jedaah diangkat anak oleh seorang Familli dari Ibundanya . dalam dunia olah raga Tanto sangat mennyukai SEPAK BOLA dan KARATE . pernah satu kali dia menjuarai tingkat SD se DKI kejuaraan Azdan , “ kalau azdan suaranya enak didengar , ia sangat meresapi “ puji Ibundanya satu ketika
Pelajaran agama Islam memang ditanamkan kuat oleh ibunya kepada anak anaknya termasuk Tanto ,ibunya sengaja memanggil guru untuk memberi pelajaran mengaji gurunya waktu itu bernama Al-Faridzi
Harapan Ibu dan ayahnya Tanto menjadi Insinyur Perminyakan , menjelang dewasa Tanto mulai jauh dengan ayahnya dia mulai enggak cocok , tapi jika ada masalah dia selalu mengadu pada ayahnya dulu. Baru ayahnya cerita pada ibunya , bagi Nyonya Lies dalam diri Tanto tidak ada yang namanya protes atau marah .Kalau tidak ada yang disetujuinya ea langsung nyelonong pergi .Tak banyak omong malah kalau tak perlu .dia tidak omong sama sekali .
Tanto lebih suka menjauh dari orang tuanya dalam artian mungkin untuk hidup mandiri dan tak mau terlalu terikat dengan banyak peraturan untuk itu di tahun 1970 tanto mulai sekolah SMP di kota kembang dimana kelak Kota ini sebagai cikal bakal masuk ke dunia seni SMP V BANDUNG disini Tanto bersekolah , satu hal mungkin Tanto dalam menginjak dewasa ingin menghirup udara bebas tanpa ada sesuatu yang mengekangnya , di bangku SMP boleh dibilang sekolahnya ga beres sampai dia dipindahkan Ke kota Gudeg Jogya dan akhirnya Ke Bandung lagi .
Walau belum begitu menguasai acoord gitar yang bagus Tanto sdah mulai menciptakan lagu sendiri, lagu pertama nya di beri judul AKU DAN SEKOLAH , lagu ini bercerita tentang seorang murid dan gurunya , waktu itu Tanto bersimpatik dengan salah satu murid wanita teman sekolahnya , karna satu hari seorang murid wanita ini bersekolah dengan dadandanan yang mencolok dan bergincu murid ini kena damprat gurunya, Maka disuruhnya murid ini mengambil air di ember untuk dibawa kekelas didepan teman temannya ibu guru tadi membersihkan dandannan murid wanita tadi sambil mengomel ,hingga murid wanita itu tersipu malu hingga meneteskan air mata menerima perlakuan begitu dari ibu gurunya , pada mulanya AKU DAN SEKOLAH berisikan sindiran tentang kesewang wenangan ibu guru dalam menghukum muridnya
“selamat malam kota kembang , dengan penontonnya yang auzubillah syetan “ cukilan lirick ini adalah salah satu lagu yang tak dikasetkan yang diberi judul SITI SANG BIDADARI
Kota Bandung sebagai awal mulainya ngamen …umur 13 tahun Tanto mulai mengamen di Bandung , alasannya mudah saja sebagai anak muda pingin beli rokok .pingin ngeceng juga seperti anak muda lainnya otomatis butuh duit , mengandalkan kiriman orang tuanya bagi dia amat kurang ,maka ngamenpun jadi pelariannya , denga gitar dan harmonica yang melilit lehernya maka dimulailah awal ngamen …
Dibilangan dago ,Tanto yang beranjak dewasa kos sendirian, orang tuanya tinggal di Jakarta, mulanya dia bingung ada beberapa pilihan apakah akan ngamen dari rumah kerumah atau Restoran .jelang malam ia kurang bisa tidur , untuk itu dia memutuskan untuk ngamen dari rumah kerumah , malam itu dengan kaos oblong dan sepatu butut dia memutuskan untuk mengamen , keesokkan harinya ia mulai menempatkan jalan Dago dengan penampilan yang unik dia mengamen sambil menyembunyikan wajahnya dengan tempat kukusan nasi yang diberi dua lubang untuk matanya, maka terdengarlah lagu lagu Bob Dylan idolanya disamping lagu lagu ciptaanya , tak jarang uamg logam 10 perak, Rp 25, Rp 50,- diterimanya satu hari dia sampai mendapatkan Rp 5000,- kadang Rp 2000,- hingga Rp 300,- pernah ia terima , uang ngamen ini dia gunakan untuk jajan, dan beli sepatu serta tali gitar hingga beli motor di masa itu , seminggu berlangsung sang ayah memberi dukungannya diberikan gitar bermerk hingga sepatu yang pada akhirnya Tanto tak malu lagi untuk mengamen .
Bakat seni Tanto mengalir dari kedua orang tuanya ,kedua orang tuanya memang senang musik, ibundanya suka di foto, sedangkan ayahnya suka melukis ,sewaktu kecil tanto sdah punya piano tapi saying kadang dimainkan diwaktu yang tak tepat , seperti waktu waktu sholat hingga orang tuanya kadang memarahi .
Harmonica merk HERO adalah Harmonica pertama yang diberikan neneknya Rainah , pada Tanto ,neneknya sering menyanyikan lagu Bengawan Solo dengan harmonica sedang bisa memainkan Gitar akibat dari pergaulan sebayanya , setelah meras bisa bermain gitar kegandrungannya pada gitar terus berlanjut .
Tidak tau persis nama Fals disandang , Tanto sebutan sehari hari dirumah biasa ibunya memanggil yang belakangan mulai dipanggil dengan nama lain “iwan” nama yang didapat dari teman teman sepergaulannya , saat Tanto mulai diterima dengan lagu lagu lucu ciptaannya dengan gitar bolong mulailah berceloteh hingga membuat teman temannya tertawa mulai saat itu Tanto mulai merasa diterima oleh teman temannya , ada beberapa versi panggilan Fals itu nyangkut di Iwan , menurut Doel Sumbang rekan sesame musisi yang tinggal di Bandung , sewaktu era 70 an mereka sempat sepanggung dalam satu penampilannya bersama itu penonton selalu meneriakan iwan dengan “fals,fals,fals versi lain lagi nama iwan didapat dari teman teman nongkronnya jika iwan bernyanyi selalu fales terdengar tapi menurut Iwan sendiri nama fals didapat dari penampilannya di PONDOK KELAPA Bandung, teman temannya memanggil dengan nama Iwan Fals , yang sebenarnya terjadi nama Iwan Fals adalah salah satu expresi kerendahan hatinya ,lebih jauh nama Fals dia bisa sembunyi , karena memang suaranya yang tak merdu dan jika jelek ga malu malui. Nama Iwan Fals disandangnya sejak dia di SMP ,teman temannya mulai menjuluki “Iwan Fals”.
Bhineka Tunggal Ika mengalir dalam diri musisi satu ini , dari diri ibundanya ada darah Solo , nenek Iwan Fals asli Sunda sedangkan buyutnya (ibunda dari neneknya Iwan) adalah asli Bali , sedangkan Kakek Iwan orang Banjarmasin . Kakek Iwan dari Ibu , semasa hidupnya adalah seorang Habib atau Kyai atau ulama terkemuka .ada orang bilang iwan keturunan Arab yang konon kakeknya asal Banjarmasin , satu ketika iwan di salah satu pesantren juga mengatakan dia ada keturunan Cina Surabaya marga Tan , ayah Iwan ,Haryoso asli Surabaya.
DARI NGAMEN KE REKAMAN
Karena kegilaan pada musik , sekolah mulai enggak bener , bolos dan pindah sekolah ,selain ngamen yang menjadi jadi apa lagi mendapatkan uang dengan keringat sendiri tentu merupakan kebahagiaan yang amat sangat, tawaran mengisi acara perkawinan ,hajatan dan sunatan ,lagu lagu karyanyapun makin banyak dan semangat ngamennya makin memuncak.
Satu ketika ada orang dari Jakarta datang ke Bandung , nah waktu itu Iwan baru sadar bahwa lagu lagunya sdah terkenal di Jakarta dalam artian lagu lagunya sdah banyak dinyanyikan anak muda di Jakarta , sebelum orang itu pindah ke Bandung , kebetulan orang tersebut punya kenalan seorang produser .Iwan sdah pernah rekaman lewat Radio 8 EH( yang sekarang sdah tidak siaran lagi) iwan buat lag uterus diputar di Radio itu atas anjuran teman temannya Iwan pergi ke Jakarta , waktu itu ia masih sekolah di SMAK BPK Bandung , demi membuat master dia rela menjual motornya , Iwan ternyata ke Jakarta tak sendirian ia bersama Toto Gunarto,Helmi,Bambang Bule atau yang tergabung dalam grup Amburadul
Nasib baik belum berpihak, ternyata album perdananya bersama Amburadul enggak laku , namun mereka enggak putus asa terkadang mereka ikut festival juga terus ngamen Dalam penampilan di TIM , Taman Ismail Marzuki pada Nopember 1979 diacara musik Nostalgia the Beatles yang diisi oleh musisi musisi dari Bnadung , dengan santai Iwan naik pentas dan membawakan lagu lagu ciptaannya hasilnya penonton tetap terhenyak dan mendapatkan applause yang mengembirakan “rasain lu gua bikin surprise !” ledek Iwan dalam hati sambil meninggalkan Pentas.
Tema yang disodorkan Iwan masih lagu lagu kritik social hanya dibalut humor ,mengenai lagunya dia berkomentar” sebenarnya saya bikin lagu tanpa niat lucu lucuan , susah saya menjawabnya kalau ditanya soal ini ,pokoknya saya membuat lagu ngalir begitu saja , saya tulis liriknya judul belakangan ,malah kadang kadang tanpa judul.Ambil gitar terus genjreng genjreng .Begitu saja saya ini orangnya buta not balok..”
Lagi lagi Iwan kembali kerumah pada tahun 1977 Iwan masuk SMA Negeri 26 tebet Jakarta selatan ,itupun sekolahnya masih saja gab ere sampai Ibunya memindahkan ke Jogya karta dan akhirnya Iwan tetap kembali ke Jakarta untuk menamatkan sekolahnya . Disaat usia menginjak 17 tahun ga banyak yang berubah , karena pergaulannya menjadi liar , menjadi kenal dengan obat obatan , megadon dan madrax , bahkan Bk hingga nyimeng . dunia hitam ini dikenal iwan sejak tahun 1976 ,melihat teman teman sepergaulan seperti itu tentu mudah saja bagi iwan untuk terpengaruh , kebanyakan dilandasi unsure pertemanan rasa tidak enak sesame pergaulan , bagi Iwan dia lakukan untuk menghormati teman-temannya.
Dalam masa masa ketergantungan dengan obat, Iwan tetap kreatif berkarya bersama grupnya Amburadul tahun 1979 mereka nekat rekaman hasilnya sebuah album bertitel “PERJALANAN “ yang dikenal dengan album “Imitasi” mulanya mereka menyodorkan album ini kesana kemari tetap ditolak produser walau kadang nasib baik ,mereka mendapatkan bayaran 750 ribu rupiah , dengan dibagi rekan rekannya masing masing 250 ribu rupiah tentu betapa senangnya Iwan Fals waktu itu , karena Orientasi Iwan waktu itu hanya bagaimana menjadi orang terkenal .walau nasib baik belum juga tiba bahwa album perdananya bersama grup Amburadul nggak laku di pasaran mereka tetap tidak putus asa masih saja selalu ikut festival dan membawakan karya karyanya..
Desember 1979, Iwan fals mewakili kota kembang Bandung dalam Lomba Musik Humor ’80 yang diselenggarakan .LEMBAGA MUSIK HUMOR INDONESIA , Taman Ismail Marzuki acara itu digelar “ saya merasa besar di kota Bandung jadi saya berhak mewakili Kota Bandung” katanya berapi api, seperti biasa Iwan tampil dengan harmonica dan gitarnya , setelah acara usai nama iwan fals disebutkan sebagai nama pemenang tetapi bukan pemenang 1,2 dan 3 ternyata Iwan hanya mendapatkan Juara harapan atau pemenang solo, karena juara 1,2,dan 3 untuk grup , apa komentar juri ketika Iwan memenangkan lomba itu, “Iwan anak sableng ini, memang punya potensi untuk berkelakar lewat musik” waktu itu Iwan membawakan lagu lagu antara lain Imitasi II , Frustasi dan Obata wet muda , Frans Hariyadi adalah juri yang menilai pada saat itu , penilaian juri waktu itu melodi dulu baru lirik dan penampilan, Iwan menyindir siapa saja yang kurang mapan duduknya .

badanpenguruskota oi tangsel - Yahoo! Search Results

badanpenguruskota oi tangsel - Yahoo! Search Results